Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Filosofi Ketupat dan Lepet

Filosofi Ketupat

Ketupat merupakan simbol perayaan hari raya islam di jawa sejak masa pemerintahan demak pada awal abad ke-15. Ketupat melambangkan nafsu dunia yang di bungkus dengan hati nurani.


Sejarah Ketupat
Kanjeng Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. Lebaran ketupat di laksanakan pada seminggu setelah lebaran Idul Fitri. Pada hari teresebut hampir setiap masyarakat sibuk dengan menganyam ketupat yang di buat dari daun kelapa (Janur), setelah selesai di anyam kemudian di isi beras selanjutnya di masak, setelah matang baru kemudian sebagian di antarkan ke sanak kerabat, di buat selamatan baik di Mushola ataupun di Masjid.

Dalam filosofi jawa Ketupat mempunyai arti khusus 

Filosofi Pertama Kupat atau Ketupat
Ngaku Lepat (Mengakui Kesalahan), kita sesama umat islam kalau mempunya kesalahan kepada sesama kita harus meminta maaf dan mengakui kesalahan yang kita perbuat.

Filosofi Kedus Janur
Ketupat di buat dari janur yang berarti Jatining Nur ( Hati Hurani), Ketika kupat di buka maka akan terlihat bersih itu menggambarkan Hati Nurani , kesucian hati.

Filosofi Ketiga anyaman janur
Menunjukan kompleksitas masyarakat jawa yang harus dilekatkan dengan Tali Silaturahmi terhadap sesama manusia, terutama kepada sanak kerabat.

Filosofi Keempat Anyaman Ketupat
Berbagai macam bentuk anayaman ketupat yang berarti kiblat papat limo pancer (Arah Kiblat).

Filosofi Kelima
Beras menggambarkan Nafsu Duniawi.

Filosofi Keenam Laku Papat
1. Lebaran : Sudah usai, menandakan berakhirnya puasa.
2. Luberan : Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah kepada orang miskin dalam kewajiban mengeluarkan zakat.
3. Leburan : Dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam di tuntut untuk saling memaafkan.
4. Laburan : Berasal dari kata labur, artinya setiap manusia supaya selalu menjaga kesucian lahir batinya.

Filososi Lepet

Lepet bisa berarti Mangga dipun silep ingkang rapet (mari kita tutup dengan rapat), setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang yang sudah di maafkan, jangan di ulang lagi, agar persaudaraan melekat seperti lengketnya ketan dan lepet.




Islam
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar