Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

TRADISI PUPUTAN DALAM AGAMA ISLAM MENURUT TRADISI JAWA

TRADISI PUPUTAN DALAM AGAMA ISLAM MENURUT TRADISI JAWA

A. Latar Belakang Masalah 

Menitik balik pada kehidupan masyarakat baik itu masyarakat perkotaan maupun pedesaan masing-masing memiliki budaya yang unik. Kebudayaan itu sendiri adalah sebuah proses maupun kegiatan yang dilakukan masyarakat secara berulang-ulang dan diyakini keberadaannya. Kebudayaan identik dengan proses atau suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Salah satu permasalahan yang menarik untuk dikaji adalah kebudayaan dan kepercayaan yang sampai saat ini masih diyakini masyarakatpun juga antusias menjadi bagian dari pelaksanaan kebudayaan tersebut, sehingga menjadi tradisi yang melekat pada masyarakat , bahkan yang menjadi karakteristik masyarakat pedesaan adalah mereka ttep mempertahankan dan tidak ingin menghapuskan kebudayaan yang telah diyakini oleh masyarakat setempat, walau zaman semakin modern. 


Setiap daerah memepunyai kebudayaan yang unik, akan tetapi masing-masing memiliki citra sendiri, misalnya citra budaya jawa.. kebudayaan jawa telah tua umurnya yaitu sepanjang orang jawa ada. Sejak itu juga orang jawa memiliki citra progresif. Orang jawa dengan gigih mengekspresikan karyanya lewat budaya. Buadaya jawa adalah pancanan atau pengejewentahan budi manusia jawa yang mencakup kemauan, ide-ide, cita-cita,maupun semangat dalam mencapai kesejahteraan, keselamatan, dan kebahagiaan hidup lahir batin. Banyak proses kebudayaan yang berasal dari nenek moyang yang sampai sekarang masih dipertahankan 

Masyarakat pada masa kini sudah tidak lagi menegtahui proses lengkap dan tata cara serta sarana yang utuh dalam penyelenggaraan suatu upacara. Dikalangan masyarakat khususnya kaum muda yang menetahui hal-hal terkait kenduren ini adalah informasi atau hasil dari pengetahuan yang dimilki oleh orang tuanya. Walaupun mengalami pergeseran, namun kenduren daun urip dalam komunitas masyarakat jawa adalah salah satu bentuk upacara adat yang masih dilestarikan sampai sekarang ini, sebagai wujud realitas kompleks tindakan berpola, kompleks ide, dan hasil karya manusia. 


B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian tradisi puputan

2. Apa pengertian Dan makna material pada tradisi puputan

3. Apa tujuan dari tradisi puputan


C. Tujuan


1. Mengetahui pengertian tradisi puputan

2. Mengetahui pengertian dan makna material pada tradisi puputan

3. Mengetahui tujuan dari tradisi puputan

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TRADISI PUPUTAN
Tradisi puputan merupakan tradisi yang dilakukan dalam rangkaian kelahiran seorang anak. Upacara ini menandai putusnya tali pusar si bayi. Arti puput sendiri artinya lepas. Waktu untuk penyelenggaraan upacara ini tidak ada ketentuan yang pasti, hal ini tergantung pada lama dan tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar bayi dapat lepas sebelum seminggu bahkan bisa lebih dari seminggu. Sehingga keluarga bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika suatu-waktu tali pusar tersebut lepas. 

Biasanya tradisi ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selametan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian yang disediakan dalam upacara puputan antara lain nasi gudangan yang terdiri dari nasi dengan lauk pauk, sayur mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. 

Puputan ini juga ditandai dengan dipasangnya sawuran ( bawang merah, dlingo bengle yng dimasukkan kedalam kupat ), dan aneka macam duri kemarung di sudut-sudut kamar bayi. 

Selain sawuran, dpasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih garis-garis, daun apa-apa,awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbuk sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Ditempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. 

Dalam tradisi puputan terdapat makna atau lambang yang tersirat, antara lain sebagai berikut :

1. Nasi gudangan mengandung makna kesegaran jasmani dan rohani sang bayi.

2. Jajan pasar melambangkan kekayaan untuk si bayi

3. Duri dan daun-daunan berduri yang ditaruh di penjuru rumah mengandung maksud agar benda-benda tersebut dapat menolak gangguan bencana gaib dari makhluk halus kasar.

4. Coreng-coreng hitam dan putih pada ambang pintu untuk menolak pengaruh jahat yang akan masuk melalui pintu.

5. Daun nanas yang diolesi hitam dan putih menyerupai ular welang mengandung makna magis yang mampu menakut-nakuti makhluk halus halus yang hendak masuk ke kamar bayi.

6. Dedaunak apa-apa, awar-awar, dan girang memiliki makna agar kelahiran tidak mengalami syuatu gangguan , semua kekuatan jahat menjadi tawar, dan seluruh keluarga akan bergembira.

7. Pisang raja melambangkan agar sibayi kelak berbudi luhur.

8. Tumbak sewu memiliki makna untuk menolak makhluk ghaib yang jahat, agar tidak menggaggu keselamatan si bayi

B. PENGERTIAN DAN MAKNA MATERIAL PADA TRADISI PUPUTAN

Dalam tradisi puputan ini ada material dalam melakukan tradisinya. Adapun makna material pada tradisi puputan ini sendiri adalah bahan yang dibutuhkan atau bahan yang dibuat untuk melakukan tradisi puputan ini. 

Berikut adalah material dalam tradisi puputan beserta makna nya, diantaranya sebagai berikut :

1. Tumbuhan

a. Biji

Biji-bijian banyak digunakan sebagai sesembahan dan sebagai wujud rasa terimakasih kehadapan tuhan yang maha Esa. 
Mengenai biji ini adalah lambang bibit kesucian. Biji memiliki makna benih dan makna kesungguhan serta kesadaran, biji-bijian yang dipakai sebagai sesajen salah satunya yaitu merica dan ketumbar, jika dilihat dari teori maskulin, merica merupakan benih dari laki-laki atau sperma laki-laki. Ukuran merica lebih besar sedikit dari pada ketumbar, hal ini bermakna bahwa kelak anak laki-laki akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab kepada keluarganya. Ketika dibelah menjadi dua, kelihatan didalamnya padat, sedangkan ketumbar ketika dibelah, didalamnya terlihat hampa tidak berisi, hal ini berarti bahwa agar laki-laki mampu melengkapi kehidupan wanita, mampu memimpin, mengarahkan,dan menjadi imam yang baik terhadap keluarga. Ketika dicicipi rasanya sedikit pedas, hal itu menunjukkan laki-laki yang tegas dalam mengambil keputusan bagi keluarganya. 

Merica memiliki tekstur keras dibandingkan dengan ketumbar, itu juga menunjukkan ke kokohan pria dibandingkan wanita. Laki-laki jawa mempunyai hati yang baik ia sangat lembut pada siapapun apalagi pada wanita. 
Merica ini juga memeberika kehangatan pada bayi, sehingga bayi bisa tidur nyenyak.

b. Buah


Gedang rojo salah satunya buah yang digunakan untuk puputan. Gedang rojo ini adalah lambang dari keberhasilan. Gedang rojo ini merupakan perlambangan dari etika kehidupan, diharapkan orang yang melakukan hajat tersebut ataupun manusian pada umumnya dapat mencontoh watak pisang yang dapat hidup dimana saja serta dapat meneyesuakain terhadap lingkungannya.

c. Daun
Pemakaian daun ini bisa menggunakan daun widara/bidara, awar-awar dan girang dalam sebuah tradisi. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia dana alam tidak dapat dipisahkan sehingga manusia harus menyapu menyelesikan hidupnya dengan alam.
Daun widara, awar-awar dan girang adalah simbol harapan dan memiliki makna sebagai sarana tolak balak.

d. Duri
Duri kemarung digunakan sebagai anti sawan. Bentuk duri kemarung yang tajam ini dianggap dapat menusuk atau melukai roh jahat sehingga bayi tersebut aman. Warna hitam dapat dilihat dari duri kemarung yang bermakna lambang dari perlindungan atau kekuatan.

2. Makanan

Bentuk material makanan antara lain sebagai berikut :

a. Telur


Telur merupakan “ bekal yang bakal menjadi sesuatu “, dan karenanya dinamakan wiji dadi. Telur diibaratkan seperti kondisi zat yang sebelum berujud bentuknya, ketika masih didalam kandungan , kemudian pada saatnya akan memebentuk zat yang akan memebuat terbentuknya embrio.

b. Jenang

Jenang ternyata memiliki filosofi dan simbol-simbol yang diyakini oleh masyarakat jawa. Selain sebagai rasa syukur kepada nya. Jenang juga dijadikan sebagai simbol do’a, persatuan, harapan, dan semangat masyarakat jawa. Jenang menyimbolkan lembut, halus, dan mulus. Diharapkan kehidupan si bayi akan berlangsung manis, legit, dan mulus seperti jenang. Harapan dari jenang adalah mudah-mudahan yang memiliki hajad tersebut senantiasa dilindungi.

c. Beras

Nasi ini berukuran satu kepalan tangan yang berjumlah tujuh pelanh. Makna sego golong adalah menyatukan tujuh hari, tujuh malam, lima pasaran, tiga puluh hari, dua belas bulan, empat minggu.

d. Jajan pasar

Jajan pasar memiliki makna bahwa kelak saat sudah tumbuh dewasa, anak tersebut akan menjadi seorang pedagang, petani, keanekaragaman jajan pasar bermakna kekayaan. 

e. Urap

Warna hijau pada urap memiliki makna kebugaran serta kesegara dalam hal jasmani.

C. TUJUAN PUPUTAN

Tujuan dari puputan adalah memohon keselamatan bagi bayi yang bersangkutan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan terkait makna material dalm tradisi puputan. Ketumbar memiliki makna benih perempuan, merica meliki makna benih laki-laki dan lain nya lagi. 
Daun widara, awar, dan girang ini adalah daun anti sawan serta menunjukkan keselarasan hidup dengan alam. 
Duri kemarung dipercaya dapat melukai roh jahat yang ingin berniat jahat kepada si bayi. 
Tujuan dari tradisi puputan adalah untuk meminta dan berdo’a, agar si bayi di beri kesekamatan. 


Islam TRADISI PUPUTAN DALAM AGAMA ISLAM MENURUT TRADISI JAWA
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar